Minggu, 14 Mei 2017

Suasana lebaran di kampungku dulu dan kini

Dulu, setiap kali hendak malam takbiran aku dan kawan kecilku begitu antusias menyambutnya,
kini, anak - anak kecil di sekitaran rumah bahkan semangatpun tidak.

Dulu, sekali puasa sudah genap 30 hari. pasti kampung telah bersiap dengan sejuta sambutan takbir.
kini, sidang isbat menghambat semuanya.

Dulu, aku dan kawan kecilku tak pernah pulang ke rumah sebelum azan subuh berkumandang untuk mengumandangkan takbir.
kini, generasi cilik kampungku lebih senang menonton dan tertidur pulas di depan tivi.

Dulu, ragam lampu kerlap kerlip depan rumah rumah.
kini, aku lampu seen motor yang berseliweraan.

Dulu, remaja kampung suka keliling mushola.
kini, remaja kampung suka keliling wall facebook.

Dulu, ibu selalu menyuruh membuka pintu rumah sampai subuh di malam takbiran.
kini, lewat jam 11 lampu depan sudah mati.

Dulu, sekedar kembang api tangan dan kembang tetes sungguh mengasyikkan.
Kini, cuma mercon yang menarik perhatian.

Dulu, zakat cuma untuk mereka yang kurang mampu.
kini, semua warga kebagian rata.

Dulu, obor dimana mana
kini, jalanan lengang seperti tak ada apa - apa.

Dulu, halal bihalal bahkan bisa sampai jam 4 sore.
Kini, lewat jam 11 siang jalanan lengang.

Dulu, aku dan kawan kecilku tak pernah melewatkan 1 rumah pun saat keliling.
kini, hanya 1 blok. itu pun beberapa yang kenal cukup akrab

Dulu, siapapun itu, dijalan semuanya bersalam-salaman.
kini, kenal pun kadang pura2 tak lihat. :(

Dulu, kalimat maaf terucap langsung dari mulut,
kini, kalimat maaf sebatas bbm, chat, tweet dan status

Tidak ada komentar:

Posting Komentar