Senin, 13 Februari 2017

Desa gujeg membangun

Desa Gujeg Kecamatan Panguragan Kabupaten cirebon Jawa Barat, terus melakukan berbagai pembangunan. Di bawah kepemimpinan Hj. Ruisah, Desa yang sebagian besar penduduk bermatapencaharian berdagang dan bertani. kini sudah semakin maju dan sejajar dengan Desa lainnya yang ada di wilayah kecamatan Panguragan.

Pada tahun 2016 ini, Kuwu Hj. Ruisah terus giat membangun desanya dengan anggaran dari DD, ADD maupun Banprov (Bantuan Provinsi). Sebagai bukti  untuk membangun dan memberdayakan masyarakatnya, hal ini disampaikan Kuwu hj . Ruisah yang didampingi oleh perangkat desa diruang kerjanya.
Hj. Ruisah yang belum genap 5 tahun menjabat orang nomor satu didesa Gujeg ini sudah banyak melakukan pembangunan didesa yang dipimpinnya, seperti pengaspalan jalan, pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT), pengerukan saluran irigasi Jamban dan pembangunan lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Masyarakat desa Gujeg patut berbangga memiliki sosok kuwu yang selalu mengedepankan kepentingan masyarakatnya. Selama periode kepemimpinan nya sudah banyak perubahan didesa desa Gujeg,  salah satunya wajah desa yang dulu tampak kurang indah kini  semakin sedap dipandang mata, dengan dibangunnya sebuah Gapura. Selain itu, kuwu Hj. Ruisah melakukan pengaspalan jalan dari Wates sampai seluruh akses jalan Gujeg, jalan setapak pun tak luput dari perhatian nya, semua enak di lalui kendaraan bermotor. Semua dana desa terserap maksimal pada era nya.

Di era Kuwu Hj. Ruisah
” Pembangunan desa menjadi prioritas utama dan itu terbukti di eranya

Desa Gujeg sendiri sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian. Dengan pengerukan saluran irigasi ,warga Desa Gujeg sedikitnya sudah merasa lega karena akses saluran irigasi pertanian yang dulu dikeluhkan oleh warga sekarang sudah dibangun oleh Pemdes setempat.
Kita sebagai anak desa Gujeg patut bangga dan mensupport program - program nya.

“Alhamdulillah di eramu lah dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat yang ada di Desa Gujeg, kini wajah desa ku kian indah di pandangan mata. Saya selaku warga desa turut bangga atas prestasi yang kau torehkan,
Saya dan seluruh masyarakat desa Gujeg selalu mendukung MU , ayo bersatu membangun desa.
Apabila ada kata - kata yg kurang berkenan saya mohon maaf yg sebesar-besarnya. Wasalam

Selasa, 07 Februari 2017

Sindiran meme

Status sosial memang menjadi salah satu hal yang penting bagi sebagian orang. Bahkan di antara mereka ada yang rela melakukan apa saja agar dianggap sebagai orang berada dan memiliki kelas sosial tinggi di masyarakat.
Hal inilah yang kemudian menarik perhatian saya untuk membuat meme ,untuk menyindir gaya hidup terutama kaum remaja yang ternyata tidak sesuai dengan realita kehidupan ekonomi orangtua mereka. ( miris bro )
Bahkan di antaranya membuat kita miris karena gaya hidup yang ditunjukkan berbeda jauh dengan kerja yang orangtua mereka jalani demi memenuhi keinginan anaknya yang banyak gaya tersebut. Yuk liat sama-sama!

1. TONGKORONGAN AJA MOBIL BRO PADAHAL MA NUMPAK SELFI. HAAAAAA
 Tempat tinggal sih standar. Mending bantu orangtua lu, Tong.

2.  Katanya sih mau merantau demi kehidupan yang lebih baik
 Eh, sampe kota malah foya-foya di mangga Besar..!!!!

3.Maksa orangtua untuk nurutin kelakuannya yang hedon, payah memang bro

Makan ati punya anak kaya gini. haaaaahaaa

4. Nah ini orang kaya tapi gaya nya bisa aja bro
Berbanding terbalik memang

Merasa kesindir gak dengan meme yg di buat Ang Mian? Semoga kamu gak termasuk kaum yang disindir ya. Klik SHARE untuk nyindir mereka yang gayanya selangit.



Senin, 06 Februari 2017

ULAMA SELEBRITI

Asalamualaikum sedulur gujeg, semoga selalu di beri kesehatan dan diberikan umur panjang Amin. Kali ini saya posting edisi copy paste tentang ustadz selebriti membahana tapi miskin ilmu, semoga artikel bermanfaat bagi sedulur gujeg sekalian . 


Ustadz selebriti dibandingkan ulama di masa silam amat berbeda jauh. Yang satu lebih mengutamakan ilmu. Yang satunya lagi menarik simpatik pendengar karena bisa membuat lelucon, guyon, mengundang tangis, namun sayang tidak mengedepankan ilmu. Popularitaslah yang diincar dan tarif tinggi yang jadi patokan untuk mengisi barang satu atau dua jam. Para ustadz selebriti tidak mengetahui yang diomongkan apakah hadits yang shahih atau dusta, atau apakah yang disampaikan pada audience adalah kisah-kisah yang valid atau tidak ada asal-usulnya. Wallahul musta’an.

Kami ceritakan perkataan Ibnul Jauzi dalam kitab beliau Talbisul Iblis.
Dahulu para pemberi wejangan adalah para ulama dan fuqoha. Lihatlah bagaimana seorang ulama yang bernama ‘Ubaid bin ‘Umair menghadiri majelisnya ‘Abdullah bin ‘Umar -seorang sahabat Nabi yang mulia-. Sedangkan ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz menghadiri majelis yang biasa membawakan kisah-kisah. Kualitas bermajelis ilmu kemudian semakin merosot. Hingga orang-orang yang tidak berilmu yang angkat bicara setelah itu. Akhirnya, bermajelis dengan para ulama 

dijauhi. Majelis orang yang tidak berilmu inilah yang hadir beda, bahkan sampai menarik hati orang awam dan kaum wanita. Padahal majelis-majelis ini tidak diisi dengan ilmu. Hanya kisah-kisah yang memikat orang-orang bodoh yang disampaikan. Namun ujung-ujungnya banyak bid’ah yang tersebar di majelis semacam ini.

Pembawa kisah-kisah tersebut hanya menyampaikan hadits-hadits palsu (hadits maudhu’) berisi motivasi atau nasehat yang membuat merinding (takut). Iblis lantas menghias-hiasi para pendengar seakan-akan mereka diajak kepada kebaikan dan dijauhkan dari kejelekan.

Menyampaikan hadits-hadits palsu seperti itu dalam ceramah termasuk bentuk melampaui batas dalm syari’at (yang keliru). Seakan-akan syariat itu tidak sempurna, butuh penyempurnaan (dengan hadits-hadits yang bukan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, -pen). Mereka lupa akan sabda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

Barangsiapa yang berdusta atas namaku secara sengaja, maka silakan ia ambil tempat duduknya di neraka.”  Hadits mutawatir. (Al Muntaqo An Nafis min Talbisil Iblis, hal. 115).

Ibnul Jauzi juga mengatakan,
Para narrator yang tercela adalah yang umumnya hanya membawa kisah tanpa menyebutkan faedah ilmu di dalamnya. Bahkan narasi (cerita) yang disampaikan kadang keliru bahkan suatu yang hal yang mustahil dibayangkan.
Adapun jika kisah yang disebutkan benar, wajib menjadikannya sebagai wejangan. Inilah yang terpuji.
Ahmad bin Hambal pernah berkata,
ما أحوج الناس إلى قاص صدوق
“Manusia itu sangat butuh sekali pada kisah-kisah yang benar (kredibel atau jujur).” (Al Muntaqo An Nafis min Talbisil Iblis, hal. 114-115)

Kenyataan ustadz selebriti yang ada saat ini yang bermunculan di televisi-televisi hampir seperti yang diceritakan oleh Ibnul Jauzi di atas. Banyak yang hanya pintar orator. Banyak yang terampil membuat orang mudah menangis di majelis. Banyak pula yang hanya jadi narrator dengan membawa hadits-hadits dho’if atau palsu. Sedikit di antara mereka yang berilmu dengan menukil ayat Al Qur’an, hadits shahih atau bahkan perkataan ulama salaf.

Al Hasan Al Bashri mengatakan,
إنما الفقيه من يخشى الله
“Orang yang faqih (berilmu) adalah yang takut pada Allah.” Dinukil pula dari Talbisul Iblis karya Ibnul Jauzi. Cukup nasehat ini menjadi isyarat pada kita manakah orang yang berilmu dan manakah orang yang cuma cari kemasyhuran dan ketenaran. Bandikan dengan da’i ilallah (da’i yang mengajak manusia pada jalan Allah dan kebenaran)!
Hanya Allah yang memberi taufik dan petunjuk pada kebenaran.

Referensi:
Al Muntaqo An Nafis min Talbisil Iblis karya Ibnul Jauzi, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan pertama, tahun 1429 H.

Sumber 
https://rumaysho.com/3719-bandingan-ustadz-selebriti-dan-ulama.html,

Semoga sedulur gujeg menjadi orang yg tercerahkan, Amin
WASALAM